Saat Itu aku membawa seekor ayam juga bebek untuk diantarkan kesebuah mobil yang bertamu kerumahku, aku ingat waktu itu adikku berada dibelakang, sebelum tiba ke mobil dan menaruhnya, adikku berlaku jahil hingga mengenakan ayam yang dia bawa ke bagian telingaku, samar aku mendengar nama seseorang dalam ucapannya, saat aku menengok ke arah belakang ternyata dia berada tepat dibelakang adikku, aku cuek saja ketika melihat keberadaannya di belakang, aku fikir hanya kebetulan saja dia lewat karena memang rumahnya dekat sekali dengan mobil yang aku tuju tadi, aku menunduk sambil tersenyum melihatnya ada juga hati senang karena memang sebenarnya sudah lama tidak bertemu dan kalau aku jujur rasa ini begitu besar untuknya, semenjak berhubungan dengannya dahulu sampai saat ini belum pernah aku merasakan rasa sayang yang begitu besar kepada perempuan, lalu dia itu pergi dari tempat itu dan akupun kembali ke rumah dengan seribu tanya yang tertahan di hati. "mengapa dia tidak menyapaku, Mengapa Dia Tak Ramah Padaku? Benakku''.
Tak Lama Kemudian dia itu mengejarku, entah apa yang ada difikirannya sampai dia kembali mengejarku hingga berada tepat dibelakangku, lalu dia menceritakan semuanya kepadaku, hingga sadar bahwa pada saat itu dia dalam keadaan sakit, aku tidak mau dia berjalan berdampingan bersamaku, menjaga agar tidak terjadi fitnah fikirku karena memang kita sudah dewasa, aku tidar sadar keadaan dia separah apa sakitnya, hingga dia tidak kuat lalu memelukku dari belakang mungkin sebagai penopang dia berjalan, aku sempat ingin melepaskan tangan dia dari tubuhku, fikirku aku tak biasa seperti itu, aku malu dilihat orang.
Setelah beberapa lama berjalan tanpa menyadari kondisi dia yang begitu lelah, hingga akhirnya aku sadar bahwa dia sudah tidak kuat lagi, langsung aku belokan langkahku dan istirahat di teras rumah tetangganku, padahal hanya beberapa rumah sampai di rumahku, sontak aku menidurkan dia dengan penanganan ilmu PMR yang aku dapat sewaktu sekolah dulu. Dia begitu lemas, begitu putih waktu itu, aku kasih air putih dia menolaknya, lalu dia hanya meminta mengipasinya, lantas aku meminta sobekan kardus dari warung yang dekat tempat itu untuk membuatnya lebih relax, dia gemetar, berbicara tanpa aku mengerti apa yang dia bicarakan, tapi ada yang jelas dia bilang "PACARKU". Padahal dia bukan siapa-siapa semenjak itu, memang kita tidak sempat mengatakan kata berpisah, apa memang dia masih menyimpan juga rasanya seperti halnya juga diriku?entahlah. Tapi yang pasti dia begitu cantik dan lebih dewasa dimataku. Aku merasa tenang disampingnya, sambil mengipasinya aku memperhatikannya.
Tak Lama Kemudian dia itu mengejarku, entah apa yang ada difikirannya sampai dia kembali mengejarku hingga berada tepat dibelakangku, lalu dia menceritakan semuanya kepadaku, hingga sadar bahwa pada saat itu dia dalam keadaan sakit, aku tidak mau dia berjalan berdampingan bersamaku, menjaga agar tidak terjadi fitnah fikirku karena memang kita sudah dewasa, aku tidar sadar keadaan dia separah apa sakitnya, hingga dia tidak kuat lalu memelukku dari belakang mungkin sebagai penopang dia berjalan, aku sempat ingin melepaskan tangan dia dari tubuhku, fikirku aku tak biasa seperti itu, aku malu dilihat orang.
Setelah beberapa lama berjalan tanpa menyadari kondisi dia yang begitu lelah, hingga akhirnya aku sadar bahwa dia sudah tidak kuat lagi, langsung aku belokan langkahku dan istirahat di teras rumah tetangganku, padahal hanya beberapa rumah sampai di rumahku, sontak aku menidurkan dia dengan penanganan ilmu PMR yang aku dapat sewaktu sekolah dulu. Dia begitu lemas, begitu putih waktu itu, aku kasih air putih dia menolaknya, lalu dia hanya meminta mengipasinya, lantas aku meminta sobekan kardus dari warung yang dekat tempat itu untuk membuatnya lebih relax, dia gemetar, berbicara tanpa aku mengerti apa yang dia bicarakan, tapi ada yang jelas dia bilang "PACARKU". Padahal dia bukan siapa-siapa semenjak itu, memang kita tidak sempat mengatakan kata berpisah, apa memang dia masih menyimpan juga rasanya seperti halnya juga diriku?entahlah. Tapi yang pasti dia begitu cantik dan lebih dewasa dimataku. Aku merasa tenang disampingnya, sambil mengipasinya aku memperhatikannya.
Aku hanya berharap jika memang buat masa depanku, Allah memberikan jalan yang mudah untukku, jika Tidak Aku Berharap Dia Menemukan Pendamping lebih yang sayang padanya.
0 komentar